Nasib Perempuan-Perempuan yang Menentang Taliban Demi Bersekolah – Sejak Taliban kembali berkuasa di Afghanistan pada Agustus 2021, kehidupan perempuan di negara tersebut berubah drastis.
Salah satu perubahan paling signifikan adalah rtp live pembatasan hak perempuan untuk mendapatkan pendidikan. Meskipun demikian, banyak perempuan Afghanistan yang berani menentang aturan ini demi mendapatkan hak mereka untuk bersekolah.
Artikel ini akan membahas nasib perempuan-perempuan pemberani ini, perjuangan mereka, serta dampak dari tindakan mereka terhadap masyarakat Afghanistan.
Baca juga : 8 Tips Hadapi UTS buat Mahasiswa Baru ala Dosen IPB
Latar Belakang Pembatasan Pendidikan oleh Taliban
Taliban, yang di kenal dengan pandangan konservatifnya terhadap peran perempuan dalam pengeluaran hk masyarakat, segera memberlakukan larangan bagi perempuan untuk bersekolah setelah mengambil alih kekuasaan. Mereka mengeluarkan dekrit yang melarang perempuan untuk melanjutkan pendidikan setelah kelas enam.
Larangan ini tidak hanya menghentikan pendidikan ribuan anak perempuan, tetapi juga menimbulkan ketakutan dan ketidakpastian di kalangan masyarakat.
Perjuangan Perempuan Afghanistan
Meskipun menghadapi ancaman kekerasan dan penangkapan, banyak perempuan Afghanistan yang berani menentang aturan ini. Mereka turun ke jalan untuk memprotes larangan tersebut, menuntut hak mereka untuk mendapatkan pendidikan. Salah satu contoh adalah Zakia (nama samaran), yang bergabung dalam unjuk rasa di Kabul pada Desember 2022.
Zakia adalah tulang punggung keluarganya sebelum Taliban berkuasa, dan kehilangan pekerjaannya setelah larangan tersebut di berlakukan.
Zakia dan rekan-rekannya berbaris server kamboja menuju Universitas Kabul, tetapi perjalanan mereka terhenti oleh polisi Taliban.
Zakia menceritakan bagaimana dia di ancam dengan senjata dan hampir di tangkap. Meskipun berhasil melarikan diri, pengalaman tersebut meninggalkan trauma yang mendalam.
Dampak Larangan Pendidikan
Larangan pendidikan bagi perempuan tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga pada masyarakat secara keseluruhan. Banyak anak perempuan yang merasa putus asa dan kehilangan harapan.
Mereka tidak hanya kehilangan kesempatan untuk belajar, tetapi juga terisolasi dari teman-teman dan lingkungan sosial mereka. Beberapa dari mereka bahkan di paksa untuk menikah di usia muda karena tidak ada alternatif lain.
Seorang pelajar berusia 15 tahun, Meena, mengungkapkan keputusasaannya karena tidak bisa bersekolah. Dia merasa seperti menghadapi hukuman mati karena kehilangan kesempatan untuk belajar dan berkembang.
Kepala sekolah di beberapa provinsi juga melaporkan bahwa banyak pelajar perempuan yang menderita secara mental akibat penutupan sekolah.
Tindakan Kekerasan terhadap Pengunjuk Rasa
Perempuan yang berani menentang Taliban sering kali menghadapi kekerasan fisik dan penangkapan. Mariam (nama samaran), seorang janda dan tulang punggung keluarganya, adalah salah satu dari banyak perempuan yang di tahan setelah berpartisipasi dalam unjuk rasa. Dia menceritakan bagaimana dia di pukuli dan di ancam selama penahanannya.
Parwanah Ebrahimkhel Najarabi, seorang pelajar berusia 23 tahun, juga mengalami nasib serupa. Dia di penjara setelah memprotes larangan pendidikan. Meskipun menghadapi ancaman dan kekerasan, Parwanah tetap teguh dalam perjuangannya untuk mendapatkan hak pendidikan.
Dukungan Internasional
Perjuangan perempuan Afghanistan telah menarik perhatian internasional. Banyak organisasi hak asasi manusia dan negara-negara lain yang mengecam tindakan Taliban dan mendesak mereka untuk mencabut larangan tersebut.
Dukungan internasional ini memberikan harapan bagi perempuan Afghanistan bahwa perubahan masih mungkin terjadi.
Masa Depan Pendidikan Perempuan di Afghanistan
Meskipun situasi saat ini tampak suram, ada harapan bahwa perjuangan perempuan Afghanistan akan membuahkan hasil. Banyak dari mereka yang terus berjuang, baik di dalam maupun di luar negeri, untuk mendapatkan hak mereka.
Pendidikan adalah kunci untuk masa depan yang lebih baik, dan perempuan Afghanistan tidak akan berhenti berjuang untuk mendapatkan hak tersebut.
Kesimpulan
Nasib perempuan-perempuan yang menentang Taliban demi bersekolah adalah cerminan dari keberanian dan keteguhan hati mereka. Meskipun menghadapi ancaman kekerasan dan penangkapan, mereka tetap berjuang untuk mendapatkan hak pendidikan.
Perjuangan mereka tidak hanya penting bagi diri mereka sendiri, tetapi juga bagi masa depan Afghanistan. Dengan dukungan internasional dan tekad yang kuat, ada harapan bahwa perempuan Afghanistan akan mendapatkan kembali hak mereka untuk bersekolah dan membangun masa depan yang lebih baik.